A. Latar belakang Lahirnya Nasionalisme di Indonesia
Perkembangan Politik kolonial Belanda
Perkembangan perekonomian Belanda sejak abad ke 15 tidak dapat dilepaskan dari hasil perkebunan di Indonesia. Namun kenyataan ini dibertolak belakang dengan kondisi rakyat Indonesia. Eksploitasi sumber daya yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda secara besar-besaran melalui sistem tanam paksa yang telah menyebabkan kemiskinan dan kemelaratan rakyat Indonesia.
Golongan liberal dalam parlemen Belanda mengusulkan sebuah perubahan mendasar dalam kebijakan pemerintah Belanda terhadap Indonesia. Inti usul mereka adalah membuka seluas-luasnya koloni (Open deur politek = politik pintu terbuka) bagi investor swasta. Dengan demikian, diharapkan akan terbuka banyak kesempatan kerja bagi rakyat koloni. Sejak awal Penjajah Belanda, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai penderitaan akibat penindasan, pengekangan, ketidakadilan, dan sikap diskriminatif terhadap hak asasinya. Salah satu bukti kekejaman Penjajah Belanda terjadi ketika di berlakukannya sistem tanam paksa. Kenyataan penderitaan itu, menjadi pemicu semangat untuk segera mengusir kaum Penjajah dan memperoleh kemerdekaan.
Perkembangan politik Etis
Belanda telah mendorong munculnya berbagai kritik terhadap kebijakan pemerintah kolonial Belanda. Salah sat tokoh yang mengkritik kebijakan pemerintah kolonial Belanda adalah Van Deventer. Dalam artikel berjudul “ Een Eereschuld” atau “Utang Kehormatan” yang dimuat dalam majalah De Gids, Van Deventer menceritakan bahwa kekosongan kas negara Belanda telah diisi oleh bangsa Indonesia. Dengan kata lain, bangsa Indonesia telah berjasa membantu pemerintah BELANDA memulihkan resesi ekonomi Belanda meskipun dengan penuh pengorbanan menurut Van Deventer, utang Budi tersebut harus dibayar dengan peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia melalui edukasi, migrasi, dan irigasi. Dari berbagai kritik inilah, kemudian pemerintah kolonial Belanda menerapkan kebijakan yang di sebut Politik Etis.
Perkembangan Media, sarana komunikasi dan transportasi
Perkembangan media, termasuk sarana komunikasi dan transportasi juga memicu bangkitnya nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia,berbagai bentuk penderitaan rakyat Indonesia akibat penindasan dan sikap diskriminatif Penjajah dapat segera diketahui oleh kalangan pemerhati kemerdekaan dan mahasiswa Indonesia di luar negeri. Kaum nasionalisme di dalam dan di luar negeri juga menggunakan sarana komunikasi untuk memberikan fakta dan pikiran mereka tentang nasib bangsa Indonesia.
Gerakan Nasionalisme di Asia dan Afrika
Gerak Nasionalisme dibeberapa negara Asia lainnya juga menginspirasi kaum oleh tokoh nasional India, seperti Mahatma Gandhi, dan Jawaharlal Nehru, untuk melawan bangsa Inggris juga mengilhami kaum nasionalis Indonesia untuk melawan bangsa Belanda. Oleh karena itu pula, muncul keyakinan dan keberanian pada diri kaum nasionalis Indonesia bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia dapat diperoleh.
B. Transformasi etnik dan berkembangannya identitas kebangsaan Indonesia.
Perjalanan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di awali dengan kentalnya nuansa kedaerahan (etnik) dan golongan pada setiap gerakan kebebasan. Dalam memperjuangkan kebebasan, setiap daerah lebih menonjolkan kepentingan daerahnya. Alhasil perjuangan ini dengan mudah dipatahkan oleh pemerintah kolonial. Pada tahun 1915, muncul organisasi kepemudaan yang bernama Tri Koro Dharmo, meskipun keanggotaannya mencakup pemuda-pemuda yang berasal dari Etnis Jawa, Sunda, dan Madura pada kenyataan, tro Koro Dharmo masih berorientasi pada kepentingan golongan Jawa Saja.
Pada masa selanjutnya, psikap kedaerahan dari masing-masing organisasi kepemudaan ini mulai terkikis oleh semangat bersama untuk membangun sebuah bangsa yang sejajar dengan bangsa lainnya. Transformasi sikap kedaerahan menjadi sikap kebangsaan dan nasionalisme yang kuat di dukung oleh adanya proses diskusi dan perbedaan ide antara para pemuda tersebut puncak dari pertemuannya semangat nasionalisme dari kaum muda terpelajar Nusantara adalah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang diadakan di Jakarta (Batavia). Pada saat itu, terjadi kebu;atan tekat untuk menyatukan berbagai identitas etnis dan kedaerahan menjadisatu identitas, yakni Indonesia.
Indonesia sebagai Identitas Nasional
Pada dasarya, yang dimaksud dengan identotas nasional adalah ciri-ciri khusus suatu masyarakat yang menjadikannya berbeda dari masyarakat lainnya. Dalam konteks identitas nasional Indonesia, ini berarti bahwa bangsa Indonesia memiliki identitas dan ciri-ciri khusus yang membedakannya dari bangsa lainnya. Istilah Indonesia pertama kali dipakai dan diperkenalkan oleh J.R. Logan, seorang ahli ilmu bumi berkebangsaan Inggris yang tinggal di Penang, Malaka. Nama Indonesia juga menjadi semakin popular ketika Ki Hajar Dewantara pada tahun 1913 mendirikan sebuah Biro Pers di Belanda. Biro pers itu diberi nama Indonesisch Pers Bureau (Biro Pers Indonesia).
Puncak kebulatan tekad masyarakat Indonesia untuk menetapkan Indonesia sebagai identitas Nasional adalah pada tanggal 28 Oktober 1928. padasaat itu, para pemuda dari berbagai etnis dan golongan berkumpul dan mengeluarkan sebuah sumpah untuk bersatu yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Di dalam teks tulisan sumpah tersebut, nama Indonesia digunakan sebagai perekat dan identitas pemersatu seluruh komponen pemuda yang berasal dari berbagai suku dan agama untuk bersatu dalam memperjuangkan sebuah tanah ari, bangsa, dan bahasa yang satu, yakni Indonesia.
C. Perkembangan ideologi dan organisasi pergeakan nasional Indonesia
Perkembangan nasionalisme di Indonesia mencapai titik kemajuan sejak berdirinya organisasi Budi Utomo tahun 1908. Jika kita memetakan perkembangan nasionalisme Indonesia sejak Budi Utomo hingga kemerdekaan, akan diperoleh karakteristik periode perkembangan sebagai berikut :
1. Periode awal perkembangan. Pada periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Beberapa organisasi dan gerakan yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo Sarekat dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
2. Periode Nasionalisme Politik. Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia telah mulai menyinggung bidang politik untuk kemerdekaan Indonesia. Beberapa organisasi dan gerakan yang muncul pada periode ini adalah Indisce Partij dan Gerakan Pemuda.
3. Periode Radikal. Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditunjukkan untuk mencapai kemerdekaan. Beberapa organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah perhimpunan Indonesia, PKI, dan PNI.
4. Periode bertahan. Dalam periode ini gerakan nasionalisme di Indonesia lebih moderat dan penuh pertimbangan. Pada peride ini, di warnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi Belanda, Beberapa organisasi dan gerakan yang berkembang dalam periode adalah Parindra, Gerindo, GAPI, dan Fraksi Nasional.
Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo berdiri atas inisiatif Mas Ngabehi Wahidin Soedirohosoedo yang ingin meningkatkan martabat bangsanya melalui kegiatan pengajaran. Pada tahun 1906 ia bertemu dan berdiskusi dengan para pelajar STOVIA di Jakarta. Dari ide Wahidin Soedirohosoedo inilah, pada 20 Mei 1908, para pelajar STOVIA mendirikan perkumpulan yang diberi nama Budi Utomo. Soetmo dipilih sebagai ketuanya. Hari lahirnya Budi Utomo di peringati oleh bangsa Indonesia sebagai hari kebangkitan Nasional.
Sarekat Islam
Sarekat Islam awalnya bernama Serekat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi pada 1911 di Surakarta. Sarekat Dagang Islam mengalami perkembangan yang pesat setelah di pimpin Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Dalam sebuah pidatonya, H. O. s. Tjokroaminoto menegaskan bahwa tujuan SI adalah memperkuat basis ekonomi kaum pribumi agar mampu bersaing dan membebaskan ketergantungan ekonomi dari bangsa asing.
Muhammadiyah
Salah satu organisasi sosial Islam yang cukup penting di Indonesia adalah Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912 oleh Kya Haji Ahmad Dahlan. Mulai tahun 1920, Muhammadiyah mulai meluaskan sayapnya ke daerah–daerah di pulau jawa. Pada tahun 1921, melebur lagi sampai ke luar jawa. Pada tahun 1927, cabang-cabang baru berdiri di Bengkulu, Banjarmasin, dan Amuntai, pada tahun 1929, cabang baru di bentuk di Aceh dan Ujung Pandang (Makasar). Kegiatan utama cabang-cabang itu adalah di bidang pendidikan dan kesejahteraan sosial. Antara tahun 1920 – 1925, Muhammadiyah giat mendirikan sekolah-sekolah pada tahun 1923, didirikan Majelis Pimpinan Pengajaran Muhammadiyah dengan ketua M. Joyosugito.
Indisce Partij
Organisasi yang mendukung gagasan revolusioner ini adalah Indische Partij. Organisasi ini berdiri pada 25 Desember 1912, pencetus organiasi ini ialah E.F.E. Douwes Dekker, yang juga terkenal dengan nama danuadirja setyabuddhin. Melalui karangan-karangannya di majah Het Tijdschrift dan De Express, ia melancarkan propagandanya mengenai program “Hindia” untuk setiap gerakan politik yang sehat. Tujuan propaganda tersebut adalah menyadarkan golongan Indo dan penduduk bumiputera bahwa masa deoan mereka sedang terancam dengan adanya bahaya eksploitasi kolonial. Douwes dekker mengadakan perjalanan propaganda ke pulau Jawa antara 15 September -3 Oktober 1912. dalam perjalannayanya tersebut ia bertemu dengan Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. Ketiga tokoh ini atau lebih dikenal dengan sebuah “Tiga serangakai” kemudian sepakat bergabung dalam indische partij yang didirakn pada tanggal 25 Desember 1912.
Tujuan organisasi Indische Partij adalah membangun patriotisme semua “Indisce” terhadap tanah air yang telah memberi kehidupan pada mereka. Menjelang perayaan 100 Tahun kemerdekaan Belanda, Indisce Partij membentuk Komite yang dienal dengan nama “Komite Bumiputera” Komite itu bermaksud mengirimkan telegram kepada Ratu Belanda Tentang pencabutan pasal III RR (Reglement op het Beleidedder Regeering) tentang dibentuknya Majelis perwakilan rakyat yang Sejati dan ketegasan akan adanya kebebasan berpendapat di daerah jajahan. Selanjutnya, indische Partij bergenti nama partai Insulinde. Azasnya adalah “Membina semangat persatuan bangsa”. Seluruh anggotanya ditekankan untuk menyebut dirinya “Indiers” (Orang lokal atau Indonesia). Pada tahun 1919, Insulinde berganti nama menjadi Nationaal indische Partij (NIP) dalam perkembangan, NIP tidak mempunyai pengaruh yang cukup terhadap rakyat Indonesia. Bahkan NIP hanyamerupakan perkumpulan orang-orangterpelajar.
Gerakan Pemuda
Salah satu aspek dari gerakan pemuda yang kecenderungan untuk bertolak dari suatu kerangka solidaritas yang lebih terbatas seperti Jawa, Sumatra, atau Sulawesi. Melalui pertemuan-pertemuan di asrama serta tulisan-tulisan di majalah dan surat kabar.
Partai Komunis Indonesia ( PKI )
Paham Marxisme masuk ke Indonesia di bawa oleh Sheeviletpada 1913. Ia lalu mendirikan ISDV dan melakukan kerja sama dengan organisasi yang telah lebih dulu ada , seperti SI . Dengan taktik intilitrasi, ISDV mampu mempengaruhi anggota SI pada akhirnya SI terpecah menjadi dua. Pada 23 Mei 1920, nama ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia. Selanjutnya , pada Desember , Partai Komunis Hindia berubah menjadi Partai Komunis Indonesia ( PKI ). PKI. Semakin kuat dan berhasil menjadi salah satu pertai besar , dan merencanakan gerakan yang dikenal sebagai pemberontakan PKI 1926. Namun pemberontakan ini dapat di padamkan.
Perhimpunan Indonesia
Pada awal abad ke-20, banyak putra Indonesia yang mendapat kesempatan untuk belajar ke Belanda. Pemuda Indonesia di Belanda mendirikan organisasi yang bernama Indische Vereeniging. Azas dari organisasi ini adalah :
1. Indonesia ingin menentukan nasib sendiri
2. Bangsa Indonesia mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri
3. Bangsa Indonesia harus bersatu melawan penjajah.
Pada tahun 1924, organisasi ini berbaganti menjadi Indonesische Vereeniging. Perubahan nama tersebut memiliki arti strategi yang menampilkan identitas bangsa Indonesia, sikap politik PI pun berubah dari kooperatif. PI tumbuh menjadi organisasi nasional dan anti kolonial. PI juga mengikuti banyak kegiatan yang dilakukan oleh organisasi international, kegiatan-kegiatan PI ternyata mendapat pengawasan dari pemerintah Belanda. Mereka di tuduh akan melakukan makar, tetapi vonis pengadilan membebaskan mereka. Dalam perkembangannya, para mahasiswa meminta para alumninya untuk kembali ke Indonesia dan mempengaruhi, bahkan mengambil alih kepemimpinan organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia sehingga sejalan dengan ide-ide perjuangan Perhimpunan Indonesia.
Partai Nasional Indonesia
Pada 4 Juli 1927, atas inisiatif Algemeenestudie Club, diadakan rapat pendirian Perserikatan Nasional. Sasaran pokoknya adalah Indonesia merdeka. Sifat perjuangannya adalah nonkooperatif.
Ada dua macam cara yang dilakukan PNI untuk memperkuat diri dan memperbesar pengaruhnya dalam masyarakat. Pertama adalah ke dalam. Yakni mengadakan usaha kursuskursus, mendirikan sekolah-sekolah, bank-bank, dan sebagainya. Kedua adalah keluar, yakni mengadakan rapat-rapat umum dan menerbitkan surat kabar (Persatoean Indonesia di Jakarta dan Banteng Priangan di Bandung ). Pada April 1931, PNI dibubarkan. Beberapa anggotanya kemudian mendirikan pratindo(Partai Indonesia) pada 1Mei 1931 dengan ketuanya Sartono. NMUN, Moh.hatta yang tidak setuju dengan pembubaran PNI enggan bergabung dengan Pertindo. Moh. Hatta, Sultan Syahrir, dan kawan-kawan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia.
Gerakan Wanita
Kondisi wanita pada awal abad ke -19 masih sangat terbelakang. Gerakan emansipasi wanita dipelopori oleh R.A. Kartini. Arti emansipasi adalah keinginan untuk mendapat persamaan hak dengan kaum laki-laki. Pada mulanya, gerakan mereka merupakan bagian dari organisasi lokal kedaerahan atau keagamaan. Namun, pada perkembangannya, tumbuh organisasi-organisasi perempuan yang berdiri sendiri. Organisasi wanita tidak hanya ada di jakarta dan kota besar di beberapa kota luar pulau jawa. Dalam perjalannya, organisasi wanita ini ada juga yang besifat non-kooperatif. Gagasan yang dimiliki oleh kaum wanita juga dituangkan dalam surat kabar dan majalah perempuan.
Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
Dalam suatu rapat yang berlangsung di Bandung pada 17-18 Desember 1927, dicapai kesepakatan antara wakil-wakil dari PSI, BU, Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Pemuda Betawi, dan kelompok studi Indonesia untuk membentuk federasi partai politik. Federasi itu bernama Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Partai Politik Indonesia (PPPKI). PPPKI mengadakan kongres 1 di Surabaya. Para wakil politik berharap bahwa kongres tersebut merupakan permulaan era baru bagi gerakan kebangsaan yang dibahas dalam kongres, antara lain mengenai masalah pendidikan nasional dan lain-lain.
Dalam kongres PPPKI kedua di Solo, 25 – 27 Desember 1929, benih perpecahan semakin terlihat, terutama perbedaan pandangan terhadap istilah “kebangsaan”. Hal ini disebabkan dengan istilah itu seolah-olah tergabung dalam PPPKI hanya golongan nasionalis. Sementara, menurut Soekano dan Tjokoaminoto, istilah “kebangsaan” bukan berarti nasionalis, melainkan nasional.
Kongres Pemuda
Kongres Pemuda berlangsung di Jakarta pada 30 April-2 Mei 1926. Kongres ini bertujuan membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan kebangsaan,dan mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan. Kongres pemuda 1menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia.
Kongres Pemuda ke-2 diadakan pada 26-28 Oktober 1928. Kongres ini merupakan puncak integrasi ideologi nasional dan menjadi peristiwa nasional. Para peserta yang hadir mengucapkan sumpah setia Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa, Indonesia. Rumusan Sumpah Pemuda tidak lain adalah bentuk dari identitas nasional. Rumusan itu menjadi simbol persatuan dalam menggalang kekuatan untuk menghadapi kekuatan kolonial.
Parindra
Di Surabaya, terdapat sebuah kelompok studi Indonesia yang berperan dalam pergerakan nasional. Tujuan organisasi ini adalah penghapusan penderitaan rakyat melalui kegiatan ekonomi, sosial, dan Politik.Tahun 1930, kelompok ini berganti nama jadi persatuan Bangsa Indonesia dan pada 1932, bersama Budi Utomo, Serikat Celebes dan beberapa organisasi lain melebur dari menjadi Partai Indonesia Raya.
GAPI
Pada 21 Mei 1939, di jakarta, berhasil didirikan organisasi Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Keberhasilan ini diperoleh setelah diadakan pendekatan dan perundingan dengan partai-partai dan organisasi-osrganisasi. Anggaran Dasar GAPI menegaskan berdasarkan hak untuk menentukan diri sensiri persatuan nasional dari seluruh bangsa. Dalam kongres pertama pada 4Juli 1939, GAPI bersemboyan “Indonesia berpalemen” dan pada 1940, GAPI menuntut diadakannya perubahan ketatanegaraandi indoneisa. Dibentuklah komisi penyelidik untuk perubahan ketatanegaraan dikenal sebagai komisi Visman.Namun, tidak ada sambutan baik dari Volksraad atau GAPI. Untuk itu, dibentuk suatu panitia untuk menyusun bentuk dan susunan ketatanegaraan. Hasilnya dibacakan di Gedung Ruad Van Indie.
sumber:
Badrika, wayan I. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga
Badrika, wayan I. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga
2 komentar:
Bandar Sportbook Sbobet
Bandar Slot
Freebet
Panduan Judi Slot
Posting Komentar