Zaman Mesolithikum


Setelah Zaman es terakhir berlaku, maka Bendul Sunda terbagi menjadi beberapa pulau dan Homo Soloensis pun musnah di ganti dengan Homo Sapiens. Mereka itu adalah orang-orang Melanesia, Australoid, Wedda, dan Negrito. Ciri-ciri kehidupan manusia zaman Mesolithikum, antara lain:
1.      Berkelompok 10-15 orang.
2.      Berburu dan mengumpulkan makanan.
3.      Semi nomaden, bertempat tinggal di tepi pantai dan di goa-goa.
4.      Sudah ada pembagian kerja.
Kebudayaan Bacson-Hoabinh kebudayaan ini ditemukan dalam gua-gua dan dalam bukit-bukit kerang di Indo China, Siam, Malaka, dan Sumatera Timur. Alat-alat kebudayaannya terbuat dari batu kali, seperti bahewa batu giling. Pada kebudayaan ini perhatian terhadap orang meninggal dikubur di gua dan juga di bukit-bukit kerang. Beberapa manyatnya diposisikan dengan berjongkok dan diberi cat warna merah. Pemberian cat warna merah bertujuan agar dapat mengembalikan hayat kepada mereka yang masih hidup.
Di Indonesia, kebudayaan ini ditemukan di bukit-bukit kerang. Hal seperti ini banyak ditemukan dari Medan sampai ke pedalaman Aceh. Bukit-bukit itu telah bergeser sejauh 5 km dari garis pantai menunjukkan bahwa dulu pernah terjadi pengangkatan lapisan-lapisan bumi.
Alur masuknya kebudayaan ini sampai ke Sumatera melewati Malaka. Di Indonesia ada dua kebudayaan Bacson-Hoabinh, yakni:
1.      Kebudayaan pebble dan alat-alat dari tulang yng datang ke Indonesia melalui jalur barat.
2.      Kebudayaan flakes yang datang ke Indonesia melalui jalur timur.
Kebudayaan Toale dan yang serumpun dengan itu disebut juga kebudayaan flake dan blade. Alat-alatnye terbuat dari batu-batu yang menyerupai batu api dari eropa, seperti chalcedon, jaspis, obsidian dan kapur membantu. Perlakuan terhadap orang yang meninggal dikuburkan didalam gua dan bila tulang belulangnyatelah mongering akan diberikan kepada keluarganya sebagai kenanga-kenangan. Biasanya kaum perempuan akan menjadikan tulang belulang tersebut sebagai kalung.
Selain itu, didalam gua terdapat lukisan mengnai perburuan babi dan juga rentangan lima jari yang dilumuri cat merah yang disebut dengna “silhoutte”. Arti warna merah tanda berkabung. Kebudayaan ini ditemukan di Jawa (Bandung, Besuki, dan Tuban), Sumatera (danau Kerinci dan  Jambi), Nusa Tenggara di pulau Flores dan Timor.
Kebudayaan Tulang di Sampung kebudayaan ini pertama kali ditemukan di goa dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur. Goa ini mempunyai lapisan kebudayaan yang tebalnya kuarng 3 m. Lapisan atas menghasilkan baranng dari logam dan beberapa kapak neolithis. Sedangkan lapisan selanjutnya menghasilkan barang-barang yang terbuat dari tulang dan tanduk, berupa jarum, pisau, dan dua macam sudip.
Ditemukan beberapa rangka manusia yang letaknya berbaring pada sisi dengan kedua tangan berlipat menutupi muka dan kedua kakinya terlipat ke atas. Rangka ini ditutupi oleh sebulat atau beberapa buah balok batu goa untuk menjaga mayat-mayatnya tidak dicuri binatang buas dan arwahnya tidak meninggalkna jasadnya. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar