Perlawanan Bangsa Indonesia Menentang Dominasi Asing

Perlawanan Sebelum Tahun 1800
Sultan Baabullah Menentang Portugis (Ternate)
Bangkitnya rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Baabullah menentang Portugis, disebabkan karena tindakan bangsa Portugis yang sudah melampui batas. Terlebih lagi seteleh “kaki tangan” bangsa Portugis menikam Sultan Hairun hingga tewas, ketika memasuki benteng untuk merayakan perjanjian perdamaian yang disepakatinya.
Dipati Unus Menyerang Portugis di Malaka
Serangan kerajaan Demak ke Malaka dipimin oleh Dipati Unus (Putra Raden Patah) merupakan bukti kecemasan terhadap Portugis.
Panglima Fatahillah Menduduki Jawa Barat
Keeratan hubungan antara kerajaan Pajajaran dengan dengan bangsa Portugis membuat kerajaan Demak ingin menggagalkan hubungan itu. Kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah.
Sultan Iskandar Muda Menyerang Portugis
Sebelum Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, wilayah bagian utara Sumatera menjadi bagian dari kekuasaan Malaka. Kerena rasa kekawatiran rakyat Malaka tehadap kegiatan-kegiatan Portugis, oleh karena itu kerajaan Aceh di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda mengirim pasukan untuk menyerang Portugis di Malaka, namun serangan itu mengalami kegagalan.
Sultan Agung Menyerang Belanda di Batavia
Sultan Agung raja terbesar Kerajaan Mataram, mempunyai cita-cita untuk menjadikan wilayah pulau Jawa sebagai daerah kakuasaan yang berundang-undang di bawah panji Kerajaan Mataram. Untuk mencapai cita-citanya itu, Sultan Agung harus dapat mengusir VOC dari Batavia.
Sultan Ageng Tirtayasa Menentang Belanda
Sultan Haji, anak angkat Sultan Ageng Tirtayasa ingin mengembalikantahta Kerajaan Banten ke tangannya, untuk itu Sultan Haji meminta bantuan VOC di Batavia. Atas batuan VOC, Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap dan dibawa ke Batavia. Sultan Haji berhasil menduduki tahta Kerajaan Banten yang sebagian wilayahnya diambil alih oleh VOC.
Sultan Hassanudin Menentang Belanda
Untuk memperkuat kekuasaan dagangnya, Sultan Hassanudin menduduki Sumbawa, sehingga jalur pelayaran perdagangan dapat dikuasainya. Penguasaan yang dilakukan Sultan Hassanudin itu dianggap sebagai perintah oleh Belanda dalam aktivitas perdagangannya.
Perlawanan sesudah Tahun 1800
Perlawanan Rakyat Maluku
Perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh rakyat di daerah Maluku mendapat dukungan dari berbagai kalangan seperti :
Perlawanan Sultan Nuku (Tidore) (1797-1885)
Dalam usaha mengusir Belanda, Sultan Nuku berhasil membina angkata perang dengan inti kekuatannya adalah armada yang terdiri 200 buah kapal perang dan 6000 orang pasukan.
Perlawanan Kapitan Pattimura
Dengan kegigihan rakyat Maluku di bawah pimpinan Kapitan Pattimura, akhirnya Benteng Duurstede jatuh ke tangan rakyat. Namun, pada akhirnya Kapitan Pattimura bersama beberapa orang temannya tertangkap dalam suatu pertempuran. Pada tanggal 16 Desember 1817 Kapitan Pattimura dan kawan seperjuangannya menjalani hukuman mati di tiang gantungan.
Perang Padri
Pada mulanya gerakan Perang Padri adalah suatu gerakan untuk memurnikan ajaran agama Islam di wilayah Sumatera Barat.
Sebab-sebab Perang Padri
Menurut ajaran Islam, masalah kekerabatan yang berhubungan dengan warisan sebenarnya harus bersifat patrilineal, sedangkan yang berlaku di Minagkabau adalah Matrilineal.
Jalannya Perang Padri
Menurut cerita rakyat setempat, raja diundang oleh Tuanku Pasaman ke Kota Tengah untuk diajak berunding. Tuanku Pasaman adalah seorang tokoh kaum Padri yang beraliran Radikal.
Perang Diponegoro
Golongan rakyat-rakyat jelata sangat membenci tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bangsa Belanda, maka dari itu rakyat-rakyat jelata sangat mengaharapkan kedatangan seorang atu Adil yang dapat memimpin mereka dalam menghadapi Belanda.. dan beliau adalah Pangeran Diponegoro.
Latar Belakang Perang Diponegoro
Sebab-sebab Umum
· Kekuasaan Raja Mataram semakin kecil dan kewibawaannya mulai merosot.
· Kaum bangsawan merasa dikurangi penghasilannya, karena daerah-daerah yang dulu dibagi-bagikan kepada para bangsawan, kini diambil oleh pemerintah Belanda.
· Rakyat yang mempunyai beban seperti kerja rodi, pajak tanah dan sebagainya merasa tertindas.
Sebab-sebab Khusus
Sebab-sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro adalah pembuatan jalan yang melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegal Rejo.
Jalannya Perang Diponegoro
Pangeran Diponegoro (1785-1855) seorang putra bangsawan yang menentang kesewenang-wenangan Belanda. Ia bersama dengan para pengikutnya mengobarkan Perang Diponegoro atau biasa disebut juga dengan Perang Jawa. Perang ini berlangsung dari tahun 1825-1830.
Akhir Perang Diponegoro
Dengan tertangkapnya Pengeran Diponegoro, maka berakhirlah Perang Diponegoro dengan Belanda. Belanda mengakui bahwa Perang Diponegoro merupakan perang yang paling hebat, karena pihak Belanda banyak mengeluarkan biaya perang.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar