Kerajaan Islam Aceh

Sumber-sumber adanya kerajaan Aceh, antara lain:
1.      Sumber-sumber dari melayu
a.       Bustan us-salatin (buku II, bab 13)
Di tulis oleh Nuruddin ar-Raniri, ia adalah seorang intelektual dari Gujarat dan tiba di Aceh pada tanggal 6 Muharram 1047 H (31 Mei 1637). Pada tanggal 4  Maret 1638, Nurrudi ar-Raniri diperintahkan oeh  Iskandar Tsani untuk menyusun karangan yang berjudul “Taman Para Sultan”, yang berisi tentang agama dan sejarah. Pada Bab XIII seluruhnya menceritakan tentang sejarah Aceh.
b.      Hikayat Aceh
Hikayat Aceh disusun pada masa pemerintahan Sulatan Iskandar Muda, tetapi sayangnya pengarangnya tidak diketahui. Hikayat Aceh isinya mengenai kebesaran raja.

2.      Sumber-sumber Eropa
a.       Frederik de Houtman dan John Davis (1599-1601)
Cornelis dan Frederik de Houtman, dua Saudara yang berlayar ke Aceh pada tanggal 15 Maret 1598 melalui pulau Komoro dan Maladiva serta berlabuh di depan Aceh pada tanggal 21 Juni 1599. Di Aceh terjadi perkelahian. Dalam peristiwa tersebut Cornel meninggal dan Frederik dipenjara selama 2 tahun. Dari pengalamannya itulah ia mengantongi 2 laporan, antara lain yang pertama di terbitkan di Amterdam awal tahun 1603, berisi daftra kata bahasa Melayu dan Malagasi dan sebuah ketalog mengenai bintang-bintang sebelah selatan.
Menurut A. Marre, “buku kecil itu yang dimaksudkan khusu untuk para pelaut dan penjelajah di Hindia Timur.. sudah sangat langka dan boleh dikatakan tak bisa ditemukan lagi” laporan kedua berjudul Cort Verhael Vant’gene Wedervaren is Frederik de Houtman tot Atchein (Kisah pendek mengenai apa yang terjadi pada Frederik de Houtman di Aceh), teks ini baru diterbitkan pada tahun 1880.
b.      Perutusan-perutusan Inggris (1602,1613,1615)
Sir James Lancaster, antara 1591 dan 1603 mengarungi Samudera dunia, dan singgah di Aceh pada bulan Juni 1602 dan meninggalkannya pada bulan November. Ia membawa surat Ratu Elizabeth, iamerupaka unusan resmi pertama. Ksahnya di terbitkan oleh Purchas dan diterbitkan kembali oleh Foster pada tahun 1940.
Pada tahun 1613, utusan yang dipimpin oleh Kapten Thomas Best ditugaskan oleh Raja James I untuk merundingkan pendirian sebuah kantor dagang. Laporan tesebut kemudian diterbitkan oleh Purchas dan diterbitkan kebali oleh Foster pada tahun 1934[1].
Pada tahun 1615, dibawah pimpinan Downtown mencoba membeli lada di Tiku. Sebuah surat dibawanya dari Raja James. Kemudian W. Foster yang mengumpulkan bukti perjalanan mereka.
3.      Sumber-sumber Cina
Dalam bab 325 dari Sejarah Dinasty Ming, terdapat keteranga yang menceritakan mengenai keadaan di Ya-qi (Aceh) sebagai pewaris Su-men-da-la (Samudra). Dalam Dong xi yang kao (Penelitian laut-laut timur dan barat) karangan Zang Xie pada tahun 1618, terdapat keterangan mengenai Aceh Modern.
Pemerintahan Kerajaan Aceh
1.      Sultan Ali Al-Mughoyat Syah
Kerajaan Islam Aceh didirikan oleh Sultan Ali Al-Mughoyat Syah pada tahun 1507 M, dan Ia memerintah hingga tahun 1522 M. ketika Mughayat Syah berhasil memperkuat dan meyatukan wilayah Aceh di bawah kekuasaannya. Sektar tahun 1511 M, kerajaan-kerajaan kecil di Aceh dan Peisisir timur Sumatera seperti Peurelak (di Aceh Timur), Pedir (di Pidie), Daya (Aceh Barat Daya) dan Aru (di Sumatera Utara) sudah berada di bawah pengaruh kolonial Portugis. Mughayat Syah sangat anti Porugis karena itu, untuk menghambat pengaruh Portugis, kerajaan-kerajaan kecil tersebut ia taklukan dan masuk kedalam kekuasaanya.
2.      Sultan Alaudin Ri’ayat Syah
3.      Sultan Ali Ri’ayat Syah
4.      Sultan Iskandar Muda 
Iskandar Muda dinobatkan sebagai raja pada tanggal 6 Dzulhijah 1015 H atau awal April 1607. Raja yang termasyhur ialah Sultan Iskandar Muda kerajaan mencapai puncak kejayaan,
Sumber-sumber penghasilan Sultan, antara lain:
1.      Pendapatan dari tanah
Raja menyewakan tanah kepada daerah yang takluk atas kebesarannya dan setiap tahun menyerahkan hasi garapannya, tidak peduli panennya berhasil atau tidak. Karena para petani tidak dapat menghidari dari pantauan Sultan.
2.      Pandapatan dari Laut
Beaulieu bercerita tentang “Chape” yang harus dibayar tiapkapal sesuai dengan besarnya, 50 sampai 60 Real  waktu tiba dan meninggalkan tempat, lalu pajak 7% dari bangsa Belanda dan Portugis berpa emas dari bangsaMor yang telah diatur dalam Adat Aceh. Pendapatan lain yang juga besar adalah hak tawanan karang

Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh memiliki armada yang kuat, perdagangan maju pesat dan daerah kekuasaan yang semakin luas. Politik ekspansinya dimulai pada tahun 1612 dengan penyerbuan kota-kota di pantai timur Sumatra. Satu persatu jatuh takluk di bawah pemerintahannya Sultan Iskandar Muda, mereka antara lain: Deli, Aru, Johor, Pahang, dan Kedah. Dalam usahanya menaklukan Malaka, ia gagal.
  Pada masa ini didirikanlah masjid Agung yang bermana “Baiturrahman”. Telah lahir pula ulama besar yang bernama Syamsudin Pasai, salah seorang murid dari Hamzah Fansuri. Di samping itu juga lahir seorang pujangga dan filsuf muslim yang bernama Nuruddin Ar-Raniri yang menentang terhadap ajaran Syamsudin dan Hamzah Fansuri. Karena Aceh merupakan pintu masuknya Isla dan menjadi sentral utama disiarkannya Islam ke berbagai wilayah di IIndonesia, maka Aceh di sebut dengan “Serambi Mekkah”.






[1]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Catatcatatcatat mengatakan...

sungguh bermanfaat :) thanks gan

Unknown mengatakan...

makasih banyak gan informasinya ^^ ... izin copas

Posting Komentar