Pemberontakan PKI Madiun 1948

Kabinet Amir Syarifudin jatuh akibat perjanjian Renville yang dinilai lebih menguntungkan pihak Belanda. Pada tanggal 23 Januari 1948, Amir Syarifudin menyerahakan mendatnya kepada presiden. Kemudian Presiden menunjuk Moh. Hatta sebagai pengganti Amir Syarifudin.
Amir merasa sakit hati kemudian dirinya membentuk Fron Demokrasi Rakyat (FDR) yang berhaluan Komunis dan sosialis kiri. FDR bersikap oposisi terhadap pemerintahan Hatta. Mereka berusaha untuk menghancurkan pemerintahan.
Puncak dari gerakan yang dilakukan PKI pada tanggal 18 September 1948, yakni pernyataan berdirinya Soviet Republik Indonesia. PKI menguasai Karisidenan Pati dan melakukan penculikan dan pembunuhan secara besar-besaran terhadap orang yang dianggap berseberangan.
Untuk mengahadapi Pemberontakan PKI di Madiun, Panglima Besar Soedirman memerintahkan kepada Kolonel Gatot Soebroto dan Kolonel Sungkono untuk mengerahkan kekuatan TNI serta polisi untuk mengahapi PKI. Dengan bantuan rakyat, maka pada tanggal 30 September 1948 Madiun berhasil direbut kembali. Amir Syarifudin dan Muso mati tertembak dalam pelariannya.

Sumber :
Badrika, wayan I. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Unknown mengatakan...

postingan diatas perlu di tinjau lagi data dan faktanya. karena materi sejarah sekarang banyak yang mengalami perubahan setelah runtuhnya rezim orde baru

Unknown mengatakan...

Boleh tau pak Suparjo lahir tahun berapa ?
Kita bicara logika...mungkin juga ndak pki mencoba memutar balikan fakta setelah era Soeharto agar masyarakat yg hidup di saat sekarang menganggap pki tak bersalah ?

Posting Komentar