Zaman Logam


Zaman logam dibagi menjadi tiga, yakni
a.       Zaman Tembaga
Ditandai dengan pemaikan tembaga dalam peralatan penunjang kehidupan. Zaman ini tidak dikenal oleh bangsa Indonesia melainkan di luar seperti di Semenanjung Malaka, Kamboja, Muangthai, dan Thailand.
b.      Zaman Perunggu
Zaman perunggu menandakan manusia telah memakai peralatan yang terbuat dari perunggu. Pada zaman ini, perelatan yang tersebar luar adalah kapak perunggu. Hasil-hasil yang penting dari zaman perunggu yang ditemukan di Indonesia adalah kapak corong (Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua dekat danau Sentani), nekara (Sumatera, Jawa, Bali, Sangeang, Leti, Rote, Selayar, dan Kepulauan Kei) dan perhiasan perunggu.
c.       Zaman Besi
Pada zaman ini, manusia telah mengolah bijih-bijih besi untuk membuat keperluan mereka. Terdapat dua teknik pembuatannya, yakni a cire perdue dan bivalve. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Zaman Megalithikum


Zaman Megalithikum disebut juga zaman batu besar. Pada zaman ini manusia telah mengenal kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Mereka percata bahwa oarnga yang telah meninggal akan pergi ke suatu tempat dan sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk dimintai pertolongan.
Peninggalan-peninggalan zaman megalithikum ditemukan di daerah Jawa, Sumatera, dan Bali. Peninggalan megalithikum daerah Sumetera ditemukan di datarann tinggi Pasemah. Penyelidikan dilakukan oleh Dr. Van der Hoop dan Van Heine Geldern. Sedangkan di daerah Jawa ditemukan di Besuki. Peninggalannya berupa kuburan yang disebut padhusa. Kubur-kubur batu yang berisi tulang belulang, alat-alat perunggu, besi dan manik-manik di temukan di daerah Wonosari, Cupu, dan Cirebon. Di derah Bali ditemukan sarkofagus, barang-barang perunggu, besi dan manik-manik.  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Zaman Mesolithikum


Setelah Zaman es terakhir berlaku, maka Bendul Sunda terbagi menjadi beberapa pulau dan Homo Soloensis pun musnah di ganti dengan Homo Sapiens. Mereka itu adalah orang-orang Melanesia, Australoid, Wedda, dan Negrito. Ciri-ciri kehidupan manusia zaman Mesolithikum, antara lain:
1.      Berkelompok 10-15 orang.
2.      Berburu dan mengumpulkan makanan.
3.      Semi nomaden, bertempat tinggal di tepi pantai dan di goa-goa.
4.      Sudah ada pembagian kerja.
Kebudayaan Bacson-Hoabinh kebudayaan ini ditemukan dalam gua-gua dan dalam bukit-bukit kerang di Indo China, Siam, Malaka, dan Sumatera Timur. Alat-alat kebudayaannya terbuat dari batu kali, seperti bahewa batu giling. Pada kebudayaan ini perhatian terhadap orang meninggal dikubur di gua dan juga di bukit-bukit kerang. Beberapa manyatnya diposisikan dengan berjongkok dan diberi cat warna merah. Pemberian cat warna merah bertujuan agar dapat mengembalikan hayat kepada mereka yang masih hidup.
Di Indonesia, kebudayaan ini ditemukan di bukit-bukit kerang. Hal seperti ini banyak ditemukan dari Medan sampai ke pedalaman Aceh. Bukit-bukit itu telah bergeser sejauh 5 km dari garis pantai menunjukkan bahwa dulu pernah terjadi pengangkatan lapisan-lapisan bumi.
Alur masuknya kebudayaan ini sampai ke Sumatera melewati Malaka. Di Indonesia ada dua kebudayaan Bacson-Hoabinh, yakni:
1.      Kebudayaan pebble dan alat-alat dari tulang yng datang ke Indonesia melalui jalur barat.
2.      Kebudayaan flakes yang datang ke Indonesia melalui jalur timur.
Kebudayaan Toale dan yang serumpun dengan itu disebut juga kebudayaan flake dan blade. Alat-alatnye terbuat dari batu-batu yang menyerupai batu api dari eropa, seperti chalcedon, jaspis, obsidian dan kapur membantu. Perlakuan terhadap orang yang meninggal dikuburkan didalam gua dan bila tulang belulangnyatelah mongering akan diberikan kepada keluarganya sebagai kenanga-kenangan. Biasanya kaum perempuan akan menjadikan tulang belulang tersebut sebagai kalung.
Selain itu, didalam gua terdapat lukisan mengnai perburuan babi dan juga rentangan lima jari yang dilumuri cat merah yang disebut dengna “silhoutte”. Arti warna merah tanda berkabung. Kebudayaan ini ditemukan di Jawa (Bandung, Besuki, dan Tuban), Sumatera (danau Kerinci dan  Jambi), Nusa Tenggara di pulau Flores dan Timor.
Kebudayaan Tulang di Sampung kebudayaan ini pertama kali ditemukan di goa dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur. Goa ini mempunyai lapisan kebudayaan yang tebalnya kuarng 3 m. Lapisan atas menghasilkan baranng dari logam dan beberapa kapak neolithis. Sedangkan lapisan selanjutnya menghasilkan barang-barang yang terbuat dari tulang dan tanduk, berupa jarum, pisau, dan dua macam sudip.
Ditemukan beberapa rangka manusia yang letaknya berbaring pada sisi dengan kedua tangan berlipat menutupi muka dan kedua kakinya terlipat ke atas. Rangka ini ditutupi oleh sebulat atau beberapa buah balok batu goa untuk menjaga mayat-mayatnya tidak dicuri binatang buas dan arwahnya tidak meninggalkna jasadnya. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Zaman Neolithikum


A.    Cara Hidup
Cara hidup zaman neolithikum membawa perubahan-perubahan besar, karena pada zaman tersebut manusia hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal  bersama dalam kampong. Berate pembentukan suatu masyarakat yang memrlukan segala peraturan kerja sama. Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara penghidupan di dalam ikatan kerja sama.
Dapat dikatan bahwa pada zaman neolithikum itu terdapat dasar-dasar pertama untuk penghidupan manusia sebagaimana kita dapatkan sekarang.
B.     Teknologi Zaman Neolithikum
Pada zaman neolithikum, alat-alat bantu pekerjaan telah dihaluskan. Alat-alat tersebut, antara lain:
a.       Pahat Segi Panjang
Daerah asal kebudayaan pahat segi panjang ini meliputi Tiongkok Tengah dan Selatan, daerah Hindia Belanda sampai ke daerah sungai Gangga di India. Selanjutnya sebagian besar dari Indonesia, kepulauan Filipina, Formosa, Kepulauan Kuril dan Jepang.
b.      Kapak Persegi
Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu imigrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi di berikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penempang laintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Penempang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar disebut beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang berukuran kecil disebut sebagai Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pehat/ alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa juga dibuat dari batu api atau chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari batu calcedon hanya digunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak jenis ini ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
c.       Kapak Lonjong
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya. Sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.
Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebarannya ada di Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar, dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengn sebutan Neolithikum Papua.
d.      Kapak Batu
Kapak jenis ini hamper sama dengan kapak persegi, hanya saja di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi. Daerah kabudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai ke Sungai Gangga. Tetepi anehnya batas selatanya adalah bagian tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi Indonesia  tidak mengenal neolithikum.
e.       Perhiasan
Jenis perhiasan ini banyak ditemukan di wilayah Jwa terutama gelang-gelang dari batu indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi menggunakan pasir. Selain gelang ditemukan juga alat-alat perhiasan lainnya seperti kalung yang dibuat dari batu indah pula. Untuk kalung ini dipergunakan juga batu yang dicat atau batu akik.
f.       Pakaian (dari kulit kayu)
Pada zaman ini mereka telah mengenal adanya pakaian yang terbuat dari kayu yang sederhana yang telah diperhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum wanita. Pekerjaan tersebut disertai pula dengan berbagai larangan yang harus ditaati. Sebagi buktinya di temukan alat pemukul kayu di Kalimantan dan Sulawesi.
g.      Tembikar (Periuk Belanga)
Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatera. Tetapi yang ditemukan hanya pecahan-pecahan yang sangat kecil dan telah dihiasi dengan gambar-gambar. Di Melolo, Sumbawa ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.
Sumber:
Soekmono, R.1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I. Jakarta: Kanisius
www.google.com/zaman-batu-muda-neolithicum-1500sm.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kedatangan Bangsa Belanda

A. Latar Belakang
Belanda datang ke Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain adalah sebagai berikut:
· Pada mulanya pedagang-pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam membeli rempah-rempah dari Lisabon.Pada waktu itu Belanda masih dalam penjajahan Spanyol,kemudian terjadilah perang 80 tahun,dan berhasil melepaskan Belanda terhadap Spanyol,serta menjadikan William Van Oranye sebagai pahlawan kemerdekaan Belanda.
· Pada tahun 1580 Raja Philip dari Spanyol naik tahta,ia berhasil mempersatukan Spanyol dan Portugis ,Akibatnya Belanda tidak dapat lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang sedang dikuasai Spanyol,hal itulah yang mendorong Belanda mulai mengadakan penjelajahan samudera untuk mendapatkan daerah asal rempah-rempah
· Adanya petunjuk jalan ke Indonesia dari JAN HUYGEN VAN LINSCOTEN,mantan pelaut Belanda yang berkerja pada portugis dan pernah keIndonesia.
B. Perjalanan Belanda ke Indonesia
Pada tahun 1595 Linscoten berhasil menemukan tempat-tempat di P.Jawa yang bebas dari tangan Portugis dan banyak menghasilkan rempah-rempah untuk diperdagangkan,Peta yang dibuat oleh Linscoten diberi nama Interatio yang artinya keadaan didalam atau situasi di Indonesia.
Kemudian, berangkatlah 4 buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de houtman pleter de kalzer menuju Indonesia melalui lautan atlantik. Mereka menyusuri pantai barat afrika dan sanapal di tanjung harapan. Dari tanjung harapan, mereka mengarungi lautan hindia dan kemudian masuk ke Indonesia melalui selat sunda. Mereka menghindari jalur selat malaka karena portugis menguasai malaka. Tibalah mereka di pelabuhan banten. Banten,dan pada mulanya kedatangan mereka mendapat sambutan baik dari masyarakat Banten. Kedatangan Belanda diharapkan dapat memajukan perdagangan dan dapat membantu usaha penyerangan ke Palembang yang dipimpin oleh raja Maulana Muhammad,akan tetapi sikap De Houtman semakin kaku dalam perdagangan (hanya mau membeli rempah-rempah pada musim panen dan membeli melalui pejabat atau cina perantara,akhirnya Ia ditangkap dan dibebaskan setelah membayar uang tebusan kemudian meninggalkan Banten). Walaupun demikian de Houtman disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat Belanda,ia dianggap sebagai pelopor pelayaran menemukan jalan laut ke Nusantara.
Pada tanggal 28 November 1598 pelayaran baru Belanda dipimpin oleh Jacob van Neck dan Wybrect van Waerwyck dengan 8 buah kapal tiba di Banten.Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik. Karena sikap Van Neck yang sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar Banten ,maka 3 buah kapalnya yang penuh muatan rempah-rempah berhasil dikirim ke Belanda dan 5 buah kapal yang lainnya menuju Maluku. Di Maluku ,Belanda juga diterima dengan baik oleh rakyat Maluku karena dianggap sebagai musuh Portugis yang sedang bermusuhan dengan rakyat Maluku.
C. Berdirinya VOC (Vereenigde Oost Compagnie)
Keberhasilan ekspedisi-ekspedisi Belanda dalam mengadakan perdagangan rempah-rempah mendorong pengusaha-pengusaha Belanda yang lainnya untuk berdagang ke Nusantara.Diantara mereka terjadi persaingan.Disamping itu mereka harus harus menghadapi persaingan dengan Portugis,Spanyol dan Inggris.Akibatnya mereka saling menderita kerugian,lebih lebih dengan sering terjadinya perampokan perampokan oleh bajak laut.
Atas prakarsa dari 2 orang tokoh Belanda yaitu Pangeran Maurits dan Johan van Olden Barnevelt pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberinama VOC (Verenigde Oost Indesche Compagnie ) atau ‘Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur’, pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang. VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois Witter .
Selain untuk menjaga persaingan dengan Bangsa lain yang mencoba masuk ke Indonesia, VOC didirikan untuk tujuan lain, yaitu:
· Menghindari persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda untuk keuntungan maksimal.
· Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan,baik dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
· Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol.
Dengan berdirinya VOC maka pemerintah Belanda pun memberikan hak-hak istimewa bagi VOC, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal dan hak-kak itu adalah:
· Memonopoli perdagangan
· Mencetak dan mengedarkan uang
· Mengangkat dan memperhentikan pegawai
· Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
· Memiliki tentara untuk mempertahankan diri
· Mendirikan benteng
· Menyatakan perang dan damai
· Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
D. Reaksi Rakyat Terhadap Monopoli Perdagangan Bangsa Belanda di Indonesia.
Kerajaan mataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan sultan agung (1613-1645) yang bercita-cita merebut batavia (jayakarta dan sunda kelapa )dan mengusir orang –orang belanda dari bimi indonesia. Untuk mencapai tujuannya sultan agung melakukan 2 kali serangan besar –besaran terhadap kantor dagang VOC.
Serangan pertama yang di lakukan mataram terjadi pada tahun 1628. yang di tunjukan di kantor dagang di jepara. Namun ,usaha serangan ini di ketahui oleh Jan Pieter ZoonCoen,Gubenur VOC yang ditempatkan di batavia . pasukan ke2 langsung di kirim di bawah pimpinan tumenggung suro agul-agul yang di bantu oleh kyai Dipati mandurejo.
Sumber:
1. http://yayatabulajib.blogspot.com
2. presentasi Drs.MARMAYADI dari SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS